Senin, 17 November 2014

Selamat Jalan Japra

Kisah ini mungkin bakal gua buat agak panjang, jadi siapkan pop corn anda dan duduklah senyaman mungkin sembari menikmati kisah ini.

Kucing, mungkin hewan ini terkesan biasa banget ketika kita liat, ada kucing persia, anggora, short hair, mix, bahkan kucing domestik atau yang lebih dikenal dengan kucing kampung dan masih banyak lagi jenis-jenis kucing yang lain yang ga  terlalu peduliin. Bagaimana dengan anjing, mungkin ras anjing lebih banyak dari  kucing dan banyak juga yang bilang bahwa anjing itu sahabat terbaik manusia. Kucing dan anjing, 2 rivalitas hewan peliharaan yang selalu jadi perdebatan tentang yang mana yang lebih baik untuk dipelihara. Well, secara pribadi gua lebih memilih anjing untuk dipelihara namun dari segi agama gua, anjing hanya boleh dipelihara untuk menjaga rumah dan harta benda atau untuk berburu, dagingnya haram untuk dikonsumsi dan liurnya merupakan najis. Melihat hukum yang ada dan kenyataan yang gua alami mengenai anjing kadang iman gua agak goyang, terleppas dari segi seram, mengonggong dan galaknya anjing terdapat banyak alasan kenapa gua pengen punya anjing tapi alasan-alasan tersebut tetep aja ga bakal membuat hukum yang ada untuk berubah. Di sisi lain, kucing dalam agam gua merupakan hewan yang istimewa, karena sang Rasul pun juga sangat menyukai kucing, banyak riwayat-riwayat hadits yang menjelaskan tentang kucing dan keistimewaannya. Tapi keluarga gua tetep aja ga tertarik untuk memelihara kucing karena alasan keshatan terutama untuk gua yang punya asma.

Gua termasuk orang hidup dengan peliharaan, baik kecil, besar, banyak, atau sedikit pokoknya harus ada hewan yang gua pelihara bahkan dari gua kecil. Gua jadi inget jaman gua SD dulu, bokap pernah nggebeliin 2 ekor burung kutilang untuk gua dan kakak gua singkat cerita 2 kutiang tersebut mati setelah dimakan tikus. gua juga inget kami sekeluarga pernah pergi ke Kebumen tempat lahir nyokap gua dan saat kami pulang bokap gua membawa beberapa pasang burung dara dan ketika sampai di rumah, bokap gua memanfaatkan lahan dibelakang rumah utuk dijadikan kandang burung dara. Gua cukup seneng buat ngurus, maen dan menghabiskan hari di belakang bersama burung-burung tersebut, gua juga ernah dikasih 1 burung dara perempuan yang masih kecil, dia sengaja gua pisah dari burung dibelakang karena dia harus gua suapin ketika makan, lama kelamaan dia tumbuh besar dan mulai diastukan dengan temanteman barunya di belakang dan lingkungan kami pun menjadi lingkungan yang memiliki banyak pemelihara burung dara, dan di situlah bencana terjadi, mulai ada persaingan, burung yang ditembak mati atau kabur entah ke tempat siapa, burung-burung di tempat gua pun mulai menghilang dan pergi sedikit demi sedikit. Terlebih lagi karena nyokap gua ga seneng dengan keberadaan hewan tersebut di rumah, arena kotarannya dan bulunya berserakan. Gua juga dulu memilki sepasang burung puter dann tekukur yang lama kelamaan ga keuraus dan mati. Lalu masuklah musim ikan lohan, bokap dan nyokap gua juga ternyata menyukai ikan-ikan tersebut dan memelihara beberapa ikan dalam akkuarium dari kecil, hingga besar dan mati, lalu gua pernah secara diam-siam memelihara kembali burung dara yang gua beli sendiri dan gua taro di lahan belakang, seiring berjalannya waktu nyokap dan bokap gua tau dan gua harus memindahkan mereka semua ke tempat temen gua di dekat rumah dan kejadian klasik pun terulang, mereka mati, hilang dan ga kembali. Gua juga pernah punya kura-kura brasil yang gua beli dari kecil dan juga ada 1 kura-kura brasil yang gua curi (selamatkan) dari sebuah  kolam di studio band tempat gua jaman SMP ngeband dulu dan mereka pun juga mati karena sakit, gua pernah punya lobster air tawar, bahkan bokap gua pernah membeli kambing dan kambing tersebut sedang mengandung, kambing tersebut kami titipkan di tempat temen gua yang pernah gua titipin burung dara gua waktu itu, ada 1 anak kambing yang dilahirkan dan kelakuannya selalu bikin gua seneng, namanya patrik hingga mereka dewasa dan dikurbankan saat Idul Adha, gua juga punya jangkrik yang bunyi tiap malem dan ikan. Ketika di Jogja gua mulai tertarik dengan dunia hewan melata, khususnya ular, biawak dan bahkan buaya, gua juga punya burung hantu waktu itu dan karena alasan keluarga kurang mengijinkan ular untuk dipelihara dan walaupun gua sempat bertahan untuk tetep memelihara mereka akhirnya gua sampai dii satu titik jenuh dalam memelihara ular dan merekapun gua jua ke temen-temen gua sendiri. Sekarang gua memelihara 6 ekor parkit dan 1 iguana dan semoga kondisi mereka tetap sehat dan tetap bisa menghibur gua.

Dua hal yang gua lewatkan dari cerita di atas adalah tetang ajing dan kucing, kenapa mereka gua pisahkan? Penyebabnya adalah karena mereka spesial. Di tempat temen gua yang waktu itu pernah dititpin burung dara dan kambing (FYI : Di sana tempat gua nongkrong juga) kakak temen gua pernah bawa 1 anak anjing kampung berwarna item dan gua dan temen gua pun akhirnya ngurus si anjing tersebut. Namanya Bruno, dia anak anjing yang playfull, gemuk dan you know lah, boleh dibilang gua sayang banget sama anak anjing tersebut, tiap sore gua ngebawain nasi campur bumbu kaldu sapi dan Bruno doyan banget, setelah itu maen dan you know juga laah, Taoi gua tetep nyuci bagian tubuh gua yang terjilat dengan air dan tanah 7x. Singkat cerita Bruno sakit dan mati.

Gua juga pernah punya kucing betina jaman gua SMP yang tiap gua pulang sekolah gua selalu ngebiarin dia masuk rumah untuk nyari tikus, dan gua asih makan ayam tapi karena bokap gua ga seneng, kucing tersebut dibuang ke suatu tempat entah di mana. Baru-baru ini gua  mengalami kehilang yang bikin gua ga bisa nahan air mata untuk keluar. Juni lalu di pagi hari kontrakan gua didatengin seekor anak kucing kampung yang entah dari mana asalnya, dia guua kasih makan untuk pertama kalinya lau ia pergi, gua kira anak kucing tersebut cuma dateng dan minta makan, setelah beberapa saat kucing tersebut kembali dan gua beserta temen-temen kontrakan gua berkomitmen untuk memelihara anak kucing tersebut walaupun pada kenyataanya terkesan cuma gua yang nguurus anak kucing tersebut, dia masih kecil tapi udah sanggup makan sendiri, lalu ia kami beri nama Naomi karena pada awalnya kami kiira ia berjenis kelamin betina, Naomi pada saat itu seperti anak kucing pada biasnya, manja, lucu, menggemaskan dan suka bermain, waktu awal-awal dia sering pergi meninggalkan rumah dan gua sering ngira dia ga bakal balik-balik lagi tapi ternyata dia kembali pada malamnya dan mulai tidur di kontrakan kami, hebatnya adalah seriring dengan berjalannya waktu rasa sayang gua ke Naomi makin tumbuh dan Naomi pun makin bertambah besar dan Naomi yang kami kira awalnya adalah kucing betina ternyata ia adalah seekor kucing jantan, kami sempat bingung memilih nama yang tepat untuk menggantikan nama Naomi dan akhirnya nama Japra pun dipilih. Japra awalnya gua kasih ayam dan ikan seperti halnya kucing kampung pada umumnya, hebatnya adalah dia selalu buang air besar di luar rumah walaupun dia pernah sekali buang air besar di keset kamar mandi karena mungkin dia udah kebelet dan semua akses keluarnya ditutup. Sisanya Japra selalu buang air besar di luar rumah bahkan baunya pun tidak tercium. Japra pun mulai gua kasih makanan kucing mahal karena gua serius untuk ngerawat dia, ketika gua pulang kampung pun dia gua titipkan di penitipan kucing. Ketika gua di Bogor, gua ngerasa kangen sama Japra dan gua ga pernah kaya gini ke hewan peliharaan gua sebelumnya. Ketika gua di Jogja lagi dan setelah Japra gua jemput ia kembai menjadi seperti Japra biasanya. Dia suka main macem-macem, lari sana-sini, bawa hewan-hewan buruan ke kontrakan, tidur, becannda dan macem-macem, bahkan ketika tidur pun Japra sering bikin gesture-gesture lucu. Banyak temen gua yang seneng sama Japra, walaupun dia kucing kampung (yang udah gua jadiin kucing rumah) dia bersih, bulunya kerawat dan bahkan gua nganggep dia bagai anak sendiri. Tiap pulang dia nyambut gua dan cuma minta digendong di pundak setelah itu makan, maen atau tidur lagi. Terlalu banyak kasih sayang yang gua beri ke dia dn terlalu dayang gua ke dia sampe mungkin banyak dari kalian mikir bahwa seorang yang berbadan gede dan tampangnya serem ternyata melihara kucing kaya cewe. Silahkan ngejudge gua karena gua ga peduli.

Dan tragedi pun terjadi....

Terhitung sejak bulan Juni, berarti hingga November terhitung udah hmpir 7 bulan umurnya Japra. Tepat tanggal 9 November lalu gua ngeliat gelagat yang ga biasa dari Japra, hari itu sejak pagi ia menghilang, bahkan dia ga ngabisin makanannya. Gua pikir mungkin dia lagi main, tanpa pikiran buruk apapun karena kemarinnya pun Japra masih baik-baik aja. Hingga sore Japra ga keliatan di rumah dan ketika gua cari, gua nemuin dia di kebun sebelah kamar sedang berbaring lalu gua gendong karena kondisinya pada saat itu Japra lemes, badannya gemetar, ngeongnnya serak dan batuk-batuk, gua dan Key langsung bawa dia ke Klinik dokter hewan, gua panik, khawatir, takut dan gelisah pada saat itu karena gua gamau hal lebih buruk terjadi sama Japra, setelah Japra ditangani, diiinfus, diberi obat dan dirawat, akhirnya gua milih untuk Japra di opname, gua udah ga mikirin biaya seberapapun mahalnya asalkan Japra bisa sehat lagi, pikiran gua ga tenang saat itu dan keesokan harinya gua jenguk Japra di Klinik dan kondisi dia sudah lebih baik dari kemarin. Walaupun dia masih lemes, dia udah ga diinfus, ngeongnya udah ga serak, badannya udah ga gemetar dan dia udah bisa berdiri, gua sepet gendong dia waktu itu, yang jaga bilang bahwa butuh kurang dari 1 minggu untuk Japra kembali pulih dan dia pun mau untuk makan walapun hanya diisuapin, gua pulang dengan perasaan agak sedikit lega walaupun tetep kepikiran. Besoknya atau 2 hari setelah tanggal 9, sehari setelah gua jenguk tepatnya tanggal 11 November pagi jam 10:30 ketika gua lagi ngejemur iguana dan burung parkit gua, gua dapet sms dari nomer asing yang bersisi :
"Atas nama Godean Petshop kami memberitahukan bahwa kucing Japra telah meninggal karena sakit, trim. drh. hemy"
Perasaan gua campur aduk saat itu dan gua hanya menjawab bahwa gua akan segera ke sana, ketika gua sampe di klinik, kondisi Japra sudah kaku walapun perutnya masih terasa lunak, saat itu sang dokter hewan menyampaikan bahwa Japra meninggal ketika tidur, saat itu Japra sudah dibungkus koran dan pelastik dan air mata gua pun banjir saat itu juga. Para pegawai dan dokter hewan di sana hanya terpaku melihat gua yang bercucuran air mata, setelah gua selesaikan administrasi, pihak sana menwarkan untuk menguburkan Japra tapi gua tolak karena gua pengen nguburin dia sendiri. Dalam perjalanan pulang di dalem mobil gua cuma bisa nyetir sambil ngelus Japra yang udah dibungkus. Perasaan gua bener-bener ga karuan saat itu, Sedih, ga tega, marah dan lain-lain. ketika gua sampai di kontrakan gua pun meminjam pacul ke ibu kontrakan gua dan orang sekitar kontrakan pun terkejut. Gua mawa jasad Japra ke dalem rumah dan ngebuka bungkus plastik dan korannya, saat itu pula air mata gua makin banjir dan gua hanya bisa nangis bagaikan seorang ayah yang kehilangan anaknya, Saat itu Widho yg ada di rumah pun ga bisa berbuat banyak dan hanya ibu kontrakan yang nenangin gua. Ga percaya rasanya bahwa Japra udah ga ada dan semua memori tentang Japra pun membuat gua makin bercuuran air mata. Beberapa lama setelah gua reda, gua minta ijin ke ibu kontrakan untuk menguburkan Japra di depan rumah, saat menggali tanah pearsaan sedih itu makin bertambah dan meledk ketika gua ngangkat jasad Japra dan memasukannya ke liang lahat. tetangga gua pun ngeliat gua yang nangis waktu itu dan hany mampu nanya kenapa karena mereka ga tau yang gua rasain. 11 November 2014 adaah hari yang kelam dan kelabu bagi gua, sekarang segala sesuatau tentag Japra ilang gitu aja dan tiap hari gua menoba untuk mebgurangi rasa berkabung gua.

Penyesalan selalu dateng, gua nyesel kenapa gua ngebawa dia ke klinik yag gua gatau kredibilitasnya, gua nyesel arena gua ga nyadar dari awal bahwa dia udah muntah-muntah, gua nyesel karena dia keracunan dan gua ga tau dia keracunan apaan dan kehilangan Japra adalah salah satu momen terburuk yang pernah terjadi sama gua. Kalian boleh nganggep gua lebai, bencong, dan lain-lain tapi intinya kalian ga ngerti apa yang gua rasain.

Japra memang hanya seekor kucing, tapi Japra udah gua anggap kaya anak sendiri.
Gimana rasanya ketika anak kalian mati meninggalkan kalian?
Bahan untuk renungan.....

Sabtu, 08 November 2014

Titik Terang.

Gua bisa nyatakan penelitian untuk skripsi gua telah selesai. Eiits, ntar dulu. Masih ada Bab 4&5 yang berisi kesimpulan dan hasil lalu pendadaran. Apa setelah sidang itu beres? Noooo, masih ada revisi dan kelengkapan-kelengkkapan lain yang harus diselesaikan supaya bisa wisuda. Tentunya remidial, ahahahahanjiiiing.

Seengaknya gua sudah memulai.