Kamis, 26 September 2013

Sisa Sebotol Air dan Sebuah Batu.

Apa yang aneh dari judul di atas? Ada yg aneh? Ga ada? yang jelas yang jelas-jelas aneh itu gua-nya. Gua bukan berarti 'Goa atau Guha' yaah. Gua di sini adalah aku, saya, gue ya pokoknya gua laah.

Suatu hari, di dalam sebuah botol air mineral 1,5 liter tersisa lah sejumlah air yang tidak seberapa banyak, lalu sang pemegang botol menumpakkan sisa air tersebut ke tanah karena sang pemegang botol sudah tidak memerlukannya lagi. Saat sisa air tersebut jatuh ke tanah, bertemulah ia dengan sebuah batu, lalu terjadilah percakapan singkat, sangat singkat karena air tersebut dalam waktu yang tidak lama akan segera terserap ke dalam tanah.

Batu : Hei..!
Air   : Ya, ada apa?
Batu : Aku sedang diam di sini dan dirimu dengan mudahnya membasahiku.
Air   : Ups, maaf aku hanya air yang mengikuti kemana arah gravitasi dan tercecer begitu aja, salahkan orang di atas sana yg menumpahkan aku di sini.
Batu : Aaah sudahlah, nanti juga akan kering dengan sendirinya, tapi tunggu sebentar, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?
Air   : Hei Batu, Batu yang keras. Cobalah berpikir sedikit, aku ini air. Ya, secara tidak langsung mungkin kita pernah bertemu sebelumnya, namun secara langsung mungkin juga tidak.
Batu : Ya ampuuun, apakah sebelum jatuh ke tanah ini dirimu sempat diberi kuliah oleh seorang profesor? Ayolaah, aku ini hanya seonggok batu, gunakanlah bahasa yang ringan, jangan seperti dosen.
Air   : Baiklah, begini. Tidak lama lagi sebagian dari diriku akan mmenguap karena panasnya matahari, menjadi awan mendung lalu jatuh kembali dalam bentuk hujan dan sebagian lagi akan terserap ke tanah ini, menuju ke sumur warga, lalu digunakan untuk mandi dan masuk ke dalam saluran pembuangan air dan ya, kita pernah bertemu sebelumnya dan masing-masing dari kita tidak menyadarinya.
Batu : Ternyata dalam waktu yang singkat kalimat-kalimat yang kau ucapkan sudah bisa dibuat menjadi sebuah buku. Entahlah, mungkin dengan rutinitas keadaan dirimu, kau bisa berubah-ubah bentuk, pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain dan digunakan dengan semestinya.
Air   : Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku hanya air yang mengikuti gravitasi. Kemana tujuannya pembicaraan ini? Aku tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjadi pedongeng untuk mu, sebagian diriku sudah  masuk ke dalam tanah.
Batu : Oke-oke, sebelum dirimu terserap kedalam tanah seluruhnya aku hanya ingin menyamppaikan pesan, bila suatu saat kau turun bersama hujan, dibuang dari dalam ember, botol atau yang lainnya jangan lupa untuk menyapa diriku di sini kecuali aku sudah berpindah tempat karena seseorang melemparku, menendangku atau memindahkan aku ke tempat lain dan heii, semoga perjalanan mu menyenangkan.
Air   : Baiklah, aku dan sebagian dari diriku yang lain berjanji dan semoga perjalanan kali ini benar-benar menyenangkan. Sampai jumpa.

Jadi, apa inti dari cerita ini? Kalo gua siih ga tau. Iseng aja ngetik kaya gituan, itu bukan dari mana-mana kok, itu asli gua bikin spontan sendirian, hehehe. Bener kan, yang aneh itu gua, udah aah segini aja postingannya. God! I miss the rain so much.